Sabtu, 13 Februari 2016

KAVITASI PADA POMPA



Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir,  karena tekanannya berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Misalnya, air pada tekanan 1 atmosfer akan mendidih dan menjadi uap jenuh pada  100 ˚C. Tetapi jika  tekanan direndahkan, maka  air akan mendidih pada  temperatur  yang  lebih rendah. Jika tekanannya  cukup  rendah, maka pada temperatur kamarpun air dapat mendidih.  Apabila  zat cair mendidih, maka  akan timbul gelembung- gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau berkecepatan tinggi di dalam aliran sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah  pada  sisi isapnya.  




Gambar 2.2 Proses Kavitasi
Kavitasi akan timbul bila tekanan isap terlalu rendah. Jika pompa mengalami kavitasi, maka  akan timbul suara  berisikdan getaran. Selain itu performansi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak dapat bekerja  dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaan terkavitasi secara  terus-menerus dalam  jangka waktu lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran  yang berkavitasi akan mengalami kerusakan. Permukaan dinding akan  termakan sehingga  menjadi berlubang-lubang  atau bopeng. Peristiwa  ini  disebut erosi kavitasi. Sebagai akibat dari tumbukan gekembung- gelembung uap yang  pecah pada  dinding  secara  terus-menerus. Dikarenakan kavitasi memberi banyak kerugian  pada  pompa, maka kavitasi perlu dihindari. Cara-cara untuk mencegah terjadinya kavitasi antara lain:
a)      Tekanan gas diperbesar di dalam pipa di mana fluida yang mengalir dipompakan. Cara ini menuntut dimensi pipa yang melebihi besar dengan batasan ± 3 atm.
b)      Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
c)      Sebuah axial wheel atau halical wheel dipasang tepat di dalam impeller pada  poros yang sama, hal ini dimaksudkan untuk menaikkan tekanan dan membuat pusaran terhadap aliran, cara ini  merupakan pilihan  yang paling  baik. Akan tetapi, bila kecepatan putaran (n) dan debit (Q) sama dengan kecepatan putar dan debit dari impeller, maka kavitasi justru akan terjadi pada  runner pemantu itu sendiri. Oleh karena  itu, dalam pemasangannya, runner pembantu ini diperlukan pertimbangan yang sungguh-sungguh.

1 komentar: